bisnisrakyat.id - Senyawa HCA (Heterocyclic Amines) merupakan senyawa yang terbentuk pada daging ayam dan produk daging lainnya ketika dipanggang, dibakar, atau digoreng pada suhu yang tinggi. HCA dikenal sebagai senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Baca Juga: Ketahui Senyawa PAH Pada Daging Ayam Agar Tetap Sehat
HCA terbentuk ketika asam amino, gula, dan kreatin dalam daging dipanaskan pada suhu yang tinggi. Semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu memasak, semakin banyak HCA yang terbentuk. Selain itu, jenis daging dan metode memasak juga dapat mempengaruhi jumlah HCA yang terbentuk.
Daging ayam dikenal memiliki kadar HCA yang lebih rendah dibandingkan dengan daging merah. Namun, masih ada risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi daging ayam yang mengandung HCA. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi daging ayam yang dipanggang atau dibakar pada suhu yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker payudara, kanker prostat, dan kanker kolorektal.
Baca Juga: Berikut Ini Penjelasan Kadar Air Daging Ayam Yang Perlu Diketahui
Meskipun demikian, ada beberapa cara untuk mengurangi jumlah HCA pada daging ayam. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik memasak yang lebih sehat seperti merebus atau memanggang dengan suhu yang lebih rendah. Selain itu, marinasi daging ayam sebelum dimasak juga dapat membantu mengurangi jumlah HCA yang terbentuk.
Ada juga beberapa makanan dan minuman yang dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker akibat konsumsi daging yang mengandung HCA, seperti sayuran, buah-buahan, teh hijau, dan kopi. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan juga dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat HCA.
Baca Juga: Berikut 6 Langkah Deep Frying Daging Ayam Agar Lezat
Dalam rangka menjaga kesehatan, disarankan untuk mengurangi konsumsi daging ayam yang dipanggang atau dibakar pada suhu yang tinggi. Selain itu, memilih cara memasak yang lebih sehat dan mengonsumsi makanan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat HCA juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker.