bisnisrakyat.id - Longline atau rawai adalah metode penangkapan ikan yang menggunakan garis pancing panjang yang ditanam di laut dan dilengkapi dengan beberapa umpan atau kail. Metode ini telah digunakan secara tradisional untuk menangkap ikan, terutama ikan pelagis besar seperti tuna dan ikan pedang. Berikut adalah beberapa kelebihan penggunaan longline atau rawai:
Baca juga: Inilah Nutrisi Yang Terkandung Pada Ikan Tuna
1. Efisiensi dalam menangkap ikan besar Metode longline atau rawai sangat efektif dalam menargetkan dan menangkap ikan pelagis besar seperti tuna, ikan pedang, hiu, dan marlin. Dengan garis pancing panjang yang mencapai beberapa kilometer, peluang untuk menangkap ikan besar meningkat.
2. Penggunaan sumber daya secara efisien Longline dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, karena satu kapal dapat menangkap sejumlah besar ikan dalam satu perjalanan. Hal ini bisa mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keuntungan bagi nelayan.
3. Memungkinkan penangkapan ikan dalam jumlah besar Metode ini memungkinkan penangkapan ikan dalam jumlah besar dalam satu waktu, yang dapat membantu memenuhi permintaan pasar akan ikan.
Baca juga: Jangan Sampai Salah! Ini Jawaban Apakah Belut Moray Bisa Dimakan
Cara kerja rawai dalam penangkapan ikan adalah dengan menggunakan garis pancing panjang yang dilengkapi dengan banyak umpan atau kail. Rawai biasanya berupa rangkaian kail yang diikat pada seutas tali yang panjang dan kuat. Prosesnya dimulai dengan menyebar rawai di atas permukaan laut atau di sepanjang dasar laut, tergantung pada jenis rawai yang digunakan.
Dalam metode rawai pelagis, garis pancing horizontal ditanam di permukaan laut dengan jarak tertentu antara kail dan kail. Umpan dan kail biasanya terbuat dari bahan yang mudah menarik perhatian ikan, seperti ikan-ikan kecil, cumi-cumi, atau ikan teri. Garis pancing yang mengapung di atas permukaan laut membentang sejauh beberapa kilometer.
Sementara itu, dalam metode rawai dasar, garis pancing diletakkan di dasar laut atau dekat permukaan dasar laut. Umpan dan kail disusun secara teratur di sepanjang garis, sehingga menargetkan ikan-ikan yang tinggal di dekat dasar laut, seperti beberapa jenis tuna dan ikan pedang.
Setelah rawai ditebar di laut, nelayan kemudian menunggu beberapa waktu untuk memberi kesempatan ikan-ikan untuk menggigit kail. Proses menunggu ini disebut "setting" atau "soaking." Setelah waktu yang cukup berlalu, rawai ditarik kembali ke atas dengan hati-hati. Nelayan kemudian mengumpulkan hasil tangkapan yang berhasil menjerat kail selama proses ini.
Baca juga: Ancaman yang di Timbulkan Teritip saat Menempel pada Kapal