Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

By. Aditya Reyhan Yafi W. - 24 Oct 2023

Share:
img

bisnisrakyat.id - Perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang bergerak dalam proses produksi barang fisik, dengan menciptakan produk dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi setelah melalui serangkaian proses produksi.

Dikutip dari Corporate Finance Institute, manufaktur adalah sebuah badan usaha atau perusahaan yang memproduksi barang jadi dari bahan baku mentah dengan menggunakan alat, peralatan, mesin produksi, dan sebagainya dalam skala produksi yang besar.

Selain bahan mentah diolah menjadi produk jadi, perusahaan ini juga mencakup olahan barang mentah menjadi barang setengah jadi, atau barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Baca juga: Alasan Akuntansi Penting Bagi Bisnis Pemula

Berikut siklus akuntansi pada perusahaan manufaktur, antara lain:

1. Dokumen Transaksi Perusahaan Manufaktur

Proses persyaratan keuangan pada perusahaan manufaktur memiliki berbagai syarat tertentu, dan untuk pencatatan transaksi keuangannya menggunakan metode akrual. Salah satu tahap dalam siklus perusahaan manufaktur yaitu pengumpulan bukti-bukti transaksi yang diberikan pada pihak akuntansi agar bisa diolah sebagai sumber data pencatatan transaksi.

Contoh dokumennya seperti Purchase Order, Nota Invoice, dan Purchase Requistion. Khususnya pada proses transaksi pembelian bahan baku akan melibatkan banyak jenis dokumen.

2. Penjurnalan Perusahaan Manufaktur

Jurnal umum akuntansi digunakan untuk pencatatan transaksi yang dilakukan perusahaan dengan tujuan akhir mencapai angka yang balance, dengan mengelompokkan transaksi sesuai keterangan pada akun-akun jurnal tersebut.

Jurnal ini untuk mengetahui jelas perhitungan semua bukti transaksi yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Perlu diketahui, jurnal dibagi menjadi dua macam. Yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Kedua jurnal ini memiliki fungsi yang sama namun ada beberapa perbedaan dari segi struktur pencatatannya.

3. Buku Besar

Langkah selanjutnya memosting ke dalam buku besar, buku besar merupakan salah satu instrument yang digunakan dalam siklus akuntansi perusahaan manufaktur. Dokumen yang berbentuk buku untuk memindahkan akun yang dicatat dari sebuah jurnal umum.

Pihak akuntan bisa lebih mudah melacak kesalahan yang ada pada catatan transaksi yang dikumpulkan perusahaan dengan membaca data buku besar. Buku besar ini nantinya akan bermanfaat untuk diadakannya audit pihak eksternal.

Adapun akun yang terdapat dalam buku besar yaitu akun riil dan akun nominal. Aril yaitu jenis akun buku besar yang digunakan dalam laporan posisi keuangan seperti aktiva, modal, dan kewajiban. Sedangkan akun nominal yaitu akun yang ada pada laporan laba rugi, termasuk pendapatan dan beban.

4. Neraca Saldo

Jenis laporan keuangan yang dibuat untuk memeriksa apakah terdapat perbedaan saldo yang ada pada sisi debet maupun kredit. Bentuknya sederhana dan tidak terlalu rumit, tetapi neraca saldo cukup akurat untuk menghitung keseimbangan nilai antara sisi debet dan kredit.

Ada 3 jenis neraca saldo diantaranya neraca saldo yang belum disesuaikan, neraca saldo setelah penyesuaian, dan neraca saldo penutup.

Baca juga: Mekanisme Penyusunan Neraca Lajur

5. Jurnal Penyesuaian

Jenis jurnal ini digunakan dalam membuat catatan perubahan saldo yang ada dalam akun akibat transaksi suatu perusahaan. Jurnal ini digunakan untuk menetapkan saldo catatan akun pada buku besar setiap akhir periode transaksi.

Jurnal penyesuaian juga menghitung pendapatan serta beban pada akun transaksi. Jurnal penyesuaian mengatur keseimbangan semua jenis akun agar lebih sesuai di akhir periode dan tidak ada kesenjangan antara satu akun dengan akun yang lain.

6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Jenis neraca ini setelah dilakukan evaluasi pada jurnal penyesuaian. Karena neraca saldo perusahaan manufaktur menggunakan basis akrual yang harus dilakukan untuk memangkas perbedaan saldo, sehingga hasil saldo pada neraca saldo setelah penyesuaian bisa lebih valid.

7. Membuat Laporan Keuangan

Perusahaan manufaktur pun hendaknya membuat laporan keuangan dimana dalam membuat laporan keuangan harus terperinci agar bisa menghasilkan laporan yang akurat. Langkah dalam menyusun laporan keuangan cukup banyak diantaranya:

  • menyusun neraca saldo yang datanya didapat dari buku besar
  • melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian
  • menyusun worksheet/neraca lajur
  • menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan modal (jenis laporan lainnya)
  • menyesuaikan rekening serta menutup rekening
  • menyusun neraca saldo setelah penutupan

8. Jurnal Penutup

jenis jurnal ini adalah jurnal yang disusun pada akhir periode akuntansi. Digunakan untuk mengirimkan saldo dari akun yang bersifat sementara ke akun yang bersifat permanen. Pada proses pembuatannya dilakukan langkah penutupan supaya tercapai saldo 0 dan tidak dibawa ke periode pencatatan selanjutnya.

Saldo pada rekening akhir itu sebagai penunjuk status keuangan lama perusahaan.

9. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca ini dibuat setelah jurnal penutup agar memastikan total saldo yang ada pada buku besar seimbang atau balance. Kegiatan pemeriksaan ini sangat berguna untuk membandingkan data dari neraca saldo penutup dengan neraca lajur dan juga laporan posisi keuangan perusahaan.

10. Jurnal Pembalik

Jurnal ini merupakan jenis laporan keuangan yang keberadaannya cukup opsional, bisa digunakan atau jika tidak digunakan pun tidak berpengaruh pada laporan transaksi keuangan perusahaan. Sesuai namanya yaitu berfungsi untuk membalik jurnal penyesuaian yang bisa menimbulkan akun neraca lain.

Beberapa jenis akun yang membutuhkan adanya jurnal pembalik, seperti beban (dibayar di muka/yang harus dibayar), pendapatan yang masih akan diterima, pemakaian atas perlengkapan (bila tercatat sebagai beban).

Baca juga: Pengertian, Peran, dan Manfaat dari Sales Order




Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp